Oleh : I Komang Edy Mulyawan
Inikah takdir untuk putra sang fajar
Menahan sakit raga dan batinnya
Tersudut dalam perihnya
Dengarkanlah, renungkanlah
jangan pernah kau melupakannya (Idhu, 2009)
Beberapa baris kalimat tersebut bukanlah sebuah lirik lagu, bukan pula kutipan sebuah orasi politik. Itu merupakan sebuah potongan syair yang ditampilkan dalam acara musikalisasi puisi dalam rangka memperingati wafatnya proklamator Indonesia, Ir. Soekarno. Dalam suasana senja menjelang malam, Minggu, 21 Juni 2009, bertempat di monumen Bajra Sandi, sekelompok mahasiswa yang sebenarnya sama sekali tidak memiliki latar belakang sastra, justru tampil meyakinkan dengan lirik serta nada sederhana yang mereka ciptakan sendiri.
Dari ilustrasi tersebut, kita harusnya menyadari bahwa sebenarnya para pemuda memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu apabila mereka sudah diarahkan dan memiliki tujuan yang jelas. Namun, realita yang terjadi saat ini adalah bagaimana pemuda kita terlalu bangga dengan dirinya sendiri, padahal mereka belum menemukan jati dirinya secara jelas. Lebih tepatnya, mereka masih belum menyadari siapa mereka, dan apa potensi mereka, dan apa yang bisa mereka lakukan untuk dirinya sendiri, maupun masyarakat di sekitarnya.
Melihat kondisi tersebut, berbagai pertanyaan pun muncul. Apa yang salah dengan pemuda kita saat ini? Kurangkah kesempatan bagi mereka untuk berekspresi? Mungkin semua pertanyaan tersebut akan terjawab ketika kita sudah menyadari bahwa pemuda bukanlah makhluk yang sempurna. Pemuda memang memiliki potensi, namun mereka masih harus belajar. Ya, para pemuda membutuhkan motivasi, kesempatan dan kebebasan berekspresi untuk menunjukkan siapa mereka sesungguhnya.
Berbekal pandangan tersebut, sesungguhnya di mana peran generasi muda? Bila kita kaitkan dengan musikalisasi puisi, generasi muda bisa menjadi subjek sekaligus sasaran dari perkembangan musikalisasi puisi di Indonesia. Pemuda adalah generasi yang dinamis dan ingin menjadi pusat perhatian, maka dari itu, rasanya tidak salah jika kita menjadikan pemuda sebagai subjek dalam hal ini. Musikalisasi memang bukanlah yang yang baru. Namun, salah satu yang bisa dioptimalkan adalah mengawalinya dengan memberi motivasi kepada pemuda.
Sejenak kita lupakan ilustrasi yang telah disampaikan di awal tadi. Namun, ada satu hal yang mungkin penting untuk kita cermati dari ilustrasi tersebut. Para pemuda yang tidak memiliki latar belakang sastra justru memiliki kemauan untuk menampilkan sebuah musikalisasi puisi karya mereka sendiri. Satu hal yang sederhana memang. Namun, terlepas dari substansi puisi yang mereka bawakan, mungkin itulah ungkapan hati mereka atau mungkin juga salah satu wujud apresiasi mereka selaku pemuda terhadap sebuah karya sastra.
Musik dan sastra merupakan dua hal yang berbeda, namun keduanya adalah bidang yang sangat universal. Bagi para pemuda, musik mungkin lebih diminati dibanding sastra. Mengapa? Karena bagi sebagian orang, musik (beserta liriknya) merupakan media yang lebih mudah menyentuh perasaan. Satu hal yang memperkuat pernyataan tersebut adalah karena orang yang tidak terbiasa dengan sastra akan mengalami kesulitan untuk memahami suatu karya sastra ketika sudah harus dihadapkan pada karya sastra yang mungkin terasa berat bagi mereka, berbeda dengan musik yang sudah sering mereka dengar dalam kesehariannya.
Terlepas dari argumentasi tersebut, musik dan sastra tetap memiliki korelasi satu sama lain yakni sebagai media untuk menggambarkan nilai – nilai kehidupan yang terkadang tidak dapat terwakili. Inilah yang merupakan tantangan bagi generasi muda. Musikalisasi puisi hadir sebagai sebuah upaya untuk menggabungkan antara permainan nada dan melodi dengan kata-kata penuh makna yang disampaikan dalam tiap syair sebuah puisi.
Musikalisasi puisi merupakan sebuah langkah kecil untuk mencapai sebuah harmonisasi antara kebutuhan seseorang terhadap lantunan musik dan nilai-nilai perasaan yang ada dalam sebuah puisi. Puisi merupakan hasil imajinasi kisah kehidupan yang disajikan secara lebih singkat dibanding cerpen (Budianta,1992 : 45). Maka dari itu, saya yakin setiap orang akan lebih mudah untuk menangkap makna yang terkandung dalam sebuah karya sastra terutama puisi melalui musikalisasi puisi. Selain melalui ekspresi sang penyair, tempo serta melodi musik yang dibawakan akan mempertegas maksud yang ingin disampaikan. Sungguh merupakan perpaduan yang sangat harmonis.
Benang merah yang dapat diambil antara motivasi, generasi muda, dan musikalisasi puisi adalah bagaimana pemuda mampu menumbuhkan kecintaannya terhadap karya sastra khususnya puisi dengan cara memadukannya bersama musik. Dan semua itu hanya bisa terjadi apabila pemuda sudah memiliki motivasi serta tujuan yang jelas terhadap hal tersebut. Peran pemerintah serta pihak terkait seperti Pusat Bahasa juga sangat diharapkan untuk paling tidak memasyarakatkan musikalisasi puisi di kalangan generasi muda, entah itu melalui festival, maupun acara – acara lain yang menggugah keinginan pemuda untuk berkspresi dalam musikalisasi puisi.
Gunakanlah tongkat bila kakimu tidak cukup kuat dan bila itu memang akan membantumu sampai di tempat tujuanmu. Kalau boleh diibaratkan, musikalisasi puisi pun seperti itu. Karya sastra kita ibaratkan sebagai kaki yang tidak cukup kuat. Tongkat sebagai perumpamaan dari musik yang akan membantu kita memaknai pesan dari puisi tersebut. Terakhir, pemuda sebagai subjek yang akan mencapai tujuan tersebut, yaitu tercapainya keharmornisan dan perpaduan antara musik dan puisi.
Musikalisasi puisi memang bukanlah hal yang baru, namun di sinilah diharapkan peran pemuda sebagai subjek kegiatan ini di masa mendatang. Jadi, Musikalisasi puisi hendaknya dapat dijadikan sebagai suatu motivasi bagi para pemuda dalam mengapresiasi sastra serta meningkatkan inovasi dan kreativitas dalam kegiatan-kegiatan semacam ini. Hal ini bukan semata-mata untuk para pemuda itu sendiri, melainkan sebagai pemenuhan kebutuhan rohani manusia sebagai sebuah wujud apresiasi sastra.
Daftar Pustaka:
Budianta, Eka. 1992. Menggebrak Dunia Mengarang. Jakarta : Puspa Swara
Wikipedia. 2009. motivasi. http://id.wikipedia.org/wiki/motivasi. (Akses : 7 Agustus 2009)