Mengindonesiakan Pemuda Indonesia...


ilustrasi : gambar oleh naturalphotograph

Entah kita sadari atau tidak, salah satu hal yang selama ini menjadi sebab terpuruknya bangsa Indonesia dalam berbagai permasalahan multi dimensi adalah kurangnya rasa nasionalisme dan lemahnya karakter bangsa. Semua begitu jelas terlihat ketika “serangan” globalisasi mulai menggerogoti sendi-sendi kehidupan masyarakat Indonesia. Namanya juga multidimensi, pelemahan terhadap karakter kebangsaan Indonesia terjadi tidak hanya pada bidang – bidang tertentu tapi meliputi keseluruhan, baik itu bidang politik, bidang hukum, ekonomi, media, pendidikan, bahkan yang menyangkut pengembangan SDM .

Apabila kita melihat keadaan Indonesia saat ini, bisa dibilang sudah amat sangat nan begitu memperihatinkan banget…Bagaimana tidak. Tidak banyak kebanggaan yang dapat ditonjolkan dari bangsa ini. kemiskinan, kekerasan, korupsi, utang Negara, dan berbagai permasalahan lain yang melengkapi caruk maruknya kehidupan bernegara saat ini. Sangat ironis memang, apalagi ketika kita menengok ke belakang, melihat tinta emas yang pernah ditorehkan oleh para pemimpin di masa lalu, belum lagi potensi yang kita miliki sebagai sebuah bangsa besar. Kekayaan alam yang melimpah, berupa minyak bumi, barang tambang, gas alam, dan berbagai potensi lain yang tersebar di penjuru Indonesia. Lalu, apa yang salah dengan negeri ini???

Jawabannya adalah satu. Pengelolaan! Selama ini kita begitu terbuai dengan kebanggaan dan pencitraan bangsa kita sebagai bangsa yang besar dan kaya. Tapi ujung-ujungnya masyarakat kita tetap banyak yang miskin. Inilah yang selama ini belum disadari oleh masyarakat. Kita memang punya potensi, tapi untuk apa, kalo toh akhirnya besarnya kekayaan alam yang kita miliki dikelola oleh orang luar. Dikit-dikit swasta, dikit-dikit asing. Kapan kita bisa berdikari??? Padahal ajaran Bung Karno mengajarkan Berdikari di bidang ekonomi, sebagai salah satu penjabaran dari Tri sakti. Kalau sudah begini siapa yang salah? Adakah yang mau bertanggung jawab??

Hal lain yang memicu lemahnya daya tawar Indonesia di dunia internasional adalah lemahnya SDM Indonesia. Pola pendidikan bagi masyarakat Indonesia masih minim dengan nilai-nilai kebangsaan. Orientasi kita hanya pergaulan Internasional dan meninggalkan apa yang sudah kita punya. Sesuatu yang saya sebut sebagai karakter bangsa. Wacana ini memang bukan sebuah hal baru. Namun ini menjadi sangat mendesak ketika masyarakat kita sudah mulai melepaskan baju mereka sebagai orang Indonesia. Baju yang tergantikan oleh produk-produk asing, pengaruh media asing, dan berbagai hal berbau asing yang perlahan tapi pasti merubah pola pikir masyarakat dan mejadikan itu sebagai sebuah hal yang biasa. Sebuah penjajahan di era baru…

Kembali ke masalah karakter bangsa. Pernahkah anda bertanya pada diri sendiri, “sudahnya saya menumbuhkan karakter Indonesia pada diri saya?” Itu akan menjadi pertanyaan penting bagi diri anda dan masyarakat Indonesia secara keseluruhan, termasuk saya. Dengan begitu, kita tidak perlu berepot-repot untuk menggugah 230 juta orang Indonesia menumbuhkan jiwa nasionalisme mereka. Yang perlu ditanamkan saat ini adalah kecintaan masyarakat terhadap Indonesia, khusunya kepada para pemuda. Pemuda sebagai salah satu generasi yang akan menjadi pemegang tongkat estafet pembangunan bangsa ini, harus segera dibersihkan dari pola pikir dan pengaruh-pengaruh liberalisasi. Caranya???

Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya mengindonesiakan pemuda Indonesia. Sejak kecil mereka harus dijejali dengan virus-virus kecintaan terhadap Indonesia. Dengan begitu, nilai-nilai kebangsaan dan nasionalisme akan tumbuh dengan sendirinya. Pancasila dan NKRI harus dapat diajarkan tidak hanya secara teoritis, tapi juga melalui implementasi sederhana oleh para pemuda. Hal ini termasuk dalam upaya penyelamatan generasi muda dari ideologi-ideologi asing yang kedepannya dapat mengancam eksistensi Indonesia sebagai sebuah bangsa yang berdaulat.

Hal lain yang juga menjadi faktor pendukung dalam mengindonesiakan pemuda Indonesia adalah peran media. Saat ini begitu banyak kita lihat di televisi berita tentang provokasi, kekerasan, berbagai program yang berbau asing, plagiasi atas program-program luar negeri. Memangnya tidak ada orang Indonesia yang lebih kreatif di bidang penyiaran untuk membuat sebuah konsep acara TV yang bernuansa Indonesia. Ingat. Televisi menjadi salah satu “pemegang kendali” yang bisa dengan cepat mengarahkan pola pikir masyarakat. Kini semua tergantung kita. Masih terbuai dengan pencitraan dalam sebuah realita keterpurukan atau segera bangkit untuk mengindonesiakan pemuda Indonesia...(^_^)

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | Macys Printable Coupons