Jangan Kecewa Kawan!


Wajah pemain timnas yang kecewa setelah gagal menjadi juara AFF 2010
(Foto : Getty Images)


Beberapa waktu yang lalu, ketika euphoria dan antusiasme masyarakat sedang tinggi-tingginya pada timnas, saya sempat menuliskan bagaimana kira-kira akhir perjuangan timnas pada piala AFF tahun ini. Mencetak sejarah atau mengulangi kegagalan. Kemaren malam semuanya terjawab. Indonesia memang berhasil mencetak sejarah. 4 kali mencapai final, namun tak pernah mengangkat trofi.

Kekecewaan tampak di wajah para punggawa timnas usai gagal merebut piala AFF tahun ini. Meski hanya menyaksikan lewat layar kaca, dapat dirasakan bagaimana perasaan para pemain kemarin malam, bahkan Irfan Bachdim, salah satu pemain muda timnas,tidak dapat menahan kekecewaanya ketika ia keluar digantikan oleh Bambang Pamungkas.. Begitu pula dengan jutaan pasang mata yang mungkin hanya bisa terdiam saat perjuangan tim Garuda yang berakhir antiklimaks. Perkasa saat penyisihan, namun terluka di puncak.

Untuk kesekian kalinya, kita memang harus belajar. Di saat pemain, pelatih dan official tim sudah menunjukkan penampilan dan kerjasama yang baik, gangguan justru datang dari luar tim. Perlu digaris bawahi bahwa ekspose media yang terlalu berlebihan telah memberi dampak yang sangat berpengaruh bagi konsentrasi tim. membangun kebanggaan tak salah, namun ada baiknya dilakukan seperlunya dan tidak berlebihan.
Politisasi? Entahlah.

Bila sudah demikian, tidak perlu lagi ada saling menyalahkan. Toh kita juga mesti berterimakasih pada media yang sudah menyebarkan "virus" timnas pada seluruh lapisan masyarakat hingga akhirnya memunculkan ekspetasi tinggi pada timnas untuk menjadi juara. Pemain pun tidak patut dikambing hitamkan. Secara umum, seluruh pemain telah berusaha menunjukkan penampilan terbaiknya.

Apresiasi tetap harus ditujukan pada pemain timnas yang sudah berjuang hingga akhir. Mungkin kita memang belum beruntung. Harapan itu masih harus tetap dijaga. Apalagi dalam perhelatan piala AFF kemarin, beberapa bintang muda sudah menunjukkan sedikit sinarnya, sebut saja Arif Suyono, M. NAsuha, Zulkifli, Ahmad Bustomi dan beberapa nama lain yang akan semakin matang kelak.

PSSI pun harus berbenah, evaluasi menyeluruh harus segera dilakukan. Jangan hanya berbangga bisa mengumpulkan uang sekian milyar dari hasil penjualan tiket. Sudah saatnya PSSI menunjukkan profesionalisme sebagai lembaga yang menangani persepakbolaan Indonesia. PSSI sudah begitu banyak mendapat pelajaran selama ini, yang kurang hanyalah prestasi. Jadi, Jangan Kecewa Kawan, masih ada Sea Games tahun depan, dan disanalah Garuda harus mengapakkan sayapnya yang sempat patah oleh "laser" Negeri Jiran. Maju Garudaku, meski Malaysia mendapat trofi AFF, yakinlah bahwa Indonesia juara sejati dalam hal sportivitas.

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | Macys Printable Coupons