Djohar Arifin Husein akhirnya resmi menjadi Ketua Umum PSSI 2011-2015. Dalam Kongres Luar Biasa PSSI yang diadakan di Solo pada Sabtu, 9 Juli 2011. Djohar diberi amanat untuk menjadi PSSI 1 dan berdampingan dengan Farid Rahman sebagai Wakil Ketua Umum. Selain pasangan tersebut, Kongres Luar Biasa PSSI juga berhasil menentukan 9 nama anggota Komite Eksekutif PSSI, yaitu A Nyalla M Mattalitti, Mawardy Nurdin, Roberto Rhouw, Tuti Dau, Widodo Santoso, Sihar Sitorus, Erwin Dwi Budiawan, Tony Apriani dan Bob Hippy.
Keberhasilan Komite Normalisasi melaksanakan KLB bisa dikatakan sebagai babak baru persepakbolaan Indonesia. Maklum, sebelumnya KN sudah dua kali gagal melaksanakan Kongres, yakni di Riau dan Jakarta. Kini tugas berat sudah menanti Djohar sebagai Ketum PSSI yang baru. Banyak ekspetasi yang ditujukan kepadanya, terutama soal prestasi timnas yang memang sudah sangat dirindukan para pecinta sepak bola tanah air.
SEA Games menjadi ujian pertama Djohar untuk membuktikan kapasitasnya memimpin PSSI. Dalam hitungan bulan, Indonesia akan menjadi tuan rumah perhelatan olahraga se Asia tenggara itu. Jelas, Publik tidak ingin kembali dibawa pada memori Piala AFF Desember 2010 lalu. Selain itu, Ajang Pra Kualifikasi Piala Dunia melawan Turkmenistan pada 23 dan 28 Juli.juga menjadi tantangan jangka pendek bagi PSSI mengingat adanya kesulitan pendanaan bagi para punggawa timnas.
Tugas berat ini sebenarnya tidak hanya Djohar Arifin, selaku ketua umum. Namun Dhojar memiliki kewenangan untuk menyusun dan menentukan kebijakan internal PSSI, tidak hanya di tingkat pusat, tapi juga daerah. Masih banyak permasalahan organisasi PSSI di daerah yang mayoritas akibat adanya kepengurusan ganda, kurang transparannya pengelolaan klub, serta pembinaan suporter. Reformasi PSSI menjadi acuan bagi Djohar untuk memperbaiki manajemen organisasi sepak bola tersebut.
Beberapa hal lain yang juga menjadi tantangan bagi kepengurusan PSSI yang baru adalah pembinaan pemain muda, peningkatan infrastruktur, pengelolaan keuangan klub tanpa APBD, sitem kompetisi dan dilema Liga Primer Indonesia (LPI). Bagaimana Pak Djohar? Sudah siap untuk menjawab semua tantangan tersebut?