9 Hal Menarik di Pemilihan Gubernur Jakarta 2012

Pemilihan Gubernur Jakarta hampir mencapai puncak setelah pada putaran kedua ini, Pasangan Jokowi-Basuki berhasil unggul dalam hasil quick count Pilkada DKI. Namun jauh sebelum itu, entah disadari atau tidak, terdapat beberapa hal menarik di Pilkada Gubernur Jakarta Tahun 2012 ini.

1. Peserta Terbanyak
PILKADA Jakarta tahun ini diikuti peserta terbanyak oleh 6 pasang calon gubernur dan wakil gubernur, ini terbanyak dari tahun-tahun sebelumnya. Rekor jumlah ini masih kalah dari perhelatan Pilkada di Kota Bengkulu yang tercatat memiliki 11 (SEBELAS) pasangan calon walikota!

2. Jalur Independen
Pilkada Jakarta pada 2012 ini juga begitu istimewa karena munculnya dua pasang calon gubernur dan wakil gubernur yang dari jalur independen. Kedua pasangan itu yakni Faisal Basri dan Biem Benyamin serta pasangan Hendardji Supandji dan Achmad Riza Patria. Ini menandakan adanya keinginan masyarakat untuk mengurangi dominasi partai politik dalam suatu pemilihan umum. Sayangnya, suara independen ini masih belum cukup meyakinkan masyarakat Jakarta secara keseluruhan. Kedua pasangan ini bahkan tidak mencapai 10 % perolehan suara.

3. Calon Masih Menjabat Di Daerah Lain
Pilkada Jakarta tahun 2012 diikuti oleh tiga calon yang masiih menjabat sebagai kepala daerah. Alex Noerdin masih menjabat sebagai Gubernur Sumatera Selatan, Joko Widodo sebagai walikota Solo, dan tentu saja Fauzi Bowo yang menjabat sebagai Gubernur Jakarta incumbent.

4. Muncul Trend Mode Pakaian
Siapa yang menyangka kemeja kotak-kotak sederhana yang dipakai pertama kali oleh Jokowi saat awal persiapan Pilkada Jakarta berhasil menjadi trend maker bagi para pendukungnya. baju kotak-kotak ini juga terlihat lebih elegan, menyingkirkan kaos-kaos partai yang selama ini lebih sering mewarnai pemilu di daerah. Ini juga patut menjadi bahan acuan bagi calon-calon di daerah lain mengingat potensi trend pakaian seperti ini dapat menjadi sumber pendanaan misalnya melalui penjualan kaos kepada para simpatisan :)

5. Lembaga Survey Banyak Salah
Pilkada Jakarta putaran pertama dikejutkan dengan keunggulan pasangan Jokowi-Ahok atas 5 pasangan lain. Sebelumnya mayoritas lembaga mengunggulkan pasangan Foke-Nara sebagai pemenang.

6. Isu - isu SARA tak berpengaruh.
Menjelang putaran kedua Pilkada Jakarta, sempat mucul isu - isu SARA yang menyerang pasangan calon Gubernur. namun sepertinya isu-isu ini menjadi tak begitu efektif karena masyarakat Jakarta terbukti lebih cerdas untuk memilah mana yang mempengaruhi pilihan mereka.

7. Koalisi partai tak efektif
Meski didukung oleh mayoritas partai besar di Jakarta, pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli justru gagal. ini menandakan bahwa koalisi partai dan perhitungan matematis suara parpol tidak dapat dijadikan patokan menang atau tidaknya pasangan calon dalam suatu pilkada.

8. Menonjolnya figur Jokowi
Masyarakat Jakarta nampaknya begitu terpesona oleh sosok Jokowi. Figur yang memiliki karakter low profile, asketis dan dekat dengan warga sehingga dengan sendirinya ini menjadi antitesa atas Foke. Jokowi telah sukses membuat pencitraan sebagai tokoh yang sederhana dan (terkadang) tampak terdiskriminasi.

9. Incumbent Gagal Menang
Barangkali Pilkada 2012 ini akan sangat disesali oleh Fauzi Bowo. Dengan status sebagai Gubernur yang sedang menjabat alias incumbent, Foke gagal memanfaatkan kesempatan untuk melanjutkan masa kepemimpinannya. Logikanya : Foke bisa saja memanfaatkan status sebagai Gubernur Incumbent untuk lebih memunculkan diri dibanding tokoh lain melalui kegiatan-kegiatan dinas dan undangan di masyarakat. Namun sekali lagi, sayang Foke Gagal memanfaatkannya. :)

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | Macys Printable Coupons