Filsafat
pada abad pertengahan adalah suatu arah pemikiran yang berbeda sekali dengan
pemikiran dunia kuna, yaitu filsafat yang menggambarkan suatu zaman yang baru
sekali ditengah-tengah suatu rumpun bangsa baru, bangsa eropa barat(disebut
filsafat Skolastik).
Sebagian soklastik mengungkapkan bahwa ilmu pengetahuan
abad pertengahan diusahakan disekolah-sekolah dan ilmu terikat pada tuntutan
pengajaran disekolah-sekolah. Skolastik timbul di dibiara di Ballia Selatan
tempat pengungsian ketika ada perpindahan bangsa-bangsa. Pengaruh skolastik
sampai ke Irlandia, Nederland dan Jerman dan kemudian timbul disekolah kapittel
yaitu sekolah yang dikaitkan dengan geraja.
Pelajaran sekolah meliputi tujuh
kesenian bebas(Artes Liberales) yang dibagi menjadi 2 bagian yaitu Trivium, 3
matapelajaran bahasa, 4 mata pelajaran matematika, yang meliputi ilmu hitung,
ilmu ukur, ilmu perbintangan dan music, yang dimaksud bagi mereka ingin belajar
lebih tinggi teologia) atau ingin menjadi sarjana.
1. Awal Skolastik :
Johanes Scotus Eriugena (810-870) dari irlandia adalah seorang yang ajaib yang menguasai bahasa yunani dengan amat baik pada zaman itu dan menyusun suatu sistim filsafat yang teratur serta mendalam pada zaman ketika orang masih berfikir hany dengan mengumpulkan pendapat-pendapat orang lain, masih dikenal pula tokoh-tokoh lain yaitu Augustinus dan Dionisios dan Areopagos.
Johanes Scotus Eriugena (810-870) dari irlandia adalah seorang yang ajaib yang menguasai bahasa yunani dengan amat baik pada zaman itu dan menyusun suatu sistim filsafat yang teratur serta mendalam pada zaman ketika orang masih berfikir hany dengan mengumpulkan pendapat-pendapat orang lain, masih dikenal pula tokoh-tokoh lain yaitu Augustinus dan Dionisios dan Areopagos.
Pangkal
pemikiran metafisis adalah, makin umum sifat sesuatu, makin nytalah sesuatu
itu, yang paling bersifat umum itulah yang paling nyata.Oleh karena itu zat
yang sifatnya paling umum tentu memiliki realitas yang paling tinggi. Zat yang
demikian adalah alam semesta, alam adalah keseluruhan realita dan oleh karena
hakekat alam adalah satu,esa.
Alam yang esa. Pada abad ke 12, dimana
persoalan-persoalan yang timbul pada abad ke 11 tetap diteruskan pada abad ke
12 yaitu suatu usaha untuk mendapatkan suatu arah yang tetap, dengan
dimungkinkan adanya suatu penelitian yang lebih mendalam tentang universalia
dan akal. Anselmus dari Canterbury memberikan jawaban, yang ternyata telah
memberi arah kepada pemikiran filsafat selama dari 150 tahun. Sedangkan pada
persoalan kedua yaitu Universalia Abaelardus memberikan jawaban yang dalam
pokoknya diambil alih oleh semua tokoh Skolastik.
-Anselmus dari Canterbury(1033-1109) dilahirkan di Aosta,Piemont, yang
kemudian menjadi uskup di Canterbury, pola-pola pemikiran berasal dari pemikir
Skolastik, bahwa skolatikus pertama dalam arti yang sebenarnya. Karya yang
penting adalah” Cur dues homo” (mengapa Allah menjadi manusia), Manologion,
Proslogion.
Pemikiran dialektika atau pemikiran dengan akal diterima sepenuhnya
bagi pemikir teologia, akan tetapi bukan dalam arti bahwa hanya akalah yang
dapat memimpin orang kepada kepercayaan melainkan bahwa orang harus percaya
dahulu supaya dapat mendapatkan pengertian yang benar akan kebenaran. Nisbah
antara iman dan pengetahuan dengan akal dirumuskan demikian “ fides quaerens
intelligam “ (iman berusaha untuk mengerti).
Jadi pangkal pemikirannya sama
dengan Augustinus dan Johanes Scotus Eriugema yaitu bahwa keberatan-keberatan
yang diwahyukan harus dipercaya terlebih dahulu, sebab akal tidak memiliki
kekuatan pada dirinya sendiri, guna menyelidiki kebenaran-kebenaran yang
termasuk wahyu.
- Petrus Abaelardus (1079-1142) dilahirkan di Le Pallet dekat nantes,
pandangannya tajam sekali dank arena wataknya yang keras sering bentrok dengan
para ahli piker dan para pejabat gerejani.
Jasa-jasanya terletak dalam
pembaharuan metode pemikiran dan dalam memikirkan lebih lanjut
persoalan-persoalan dialektis yang actual. Metode yang dipakai adalah
rasionalistis, yang menundukkan iman kepada akal.Iman harus mau diawasi oleh
akal. Yang wajib dipercaya adala apa yang telah disetujui akal dan telah
diterima olehnya.
2. Zaman Kejayaan Skolastik. (abad ke
12)
Dalam abad ini ilmu pengetahuan berkembang, hingga timbul harapan-harapan baru bagi masa depan yang cerah. Metode yang dipakai Abaelardus ternyata membuka perspektif yang tidak terduga bagi filsafat dan ilmu teologia dan membangkitkan studi dalam ilmu kemanusia dan ilmu alam.
Dalam abad ini ilmu pengetahuan berkembang, hingga timbul harapan-harapan baru bagi masa depan yang cerah. Metode yang dipakai Abaelardus ternyata membuka perspektif yang tidak terduga bagi filsafat dan ilmu teologia dan membangkitkan studi dalam ilmu kemanusia dan ilmu alam.