1. Filsafat Pra Sokrates adalah filsafat yang dilahirkan karena kemenangan akal
atas dongeng atau mite-mite yang diterima dari agama, yang memberitahukan
tentang asal muasal segala sesuatu. Baik dunia maupun manusia, para pemikir
atau ahli filsafat yang disebut orang bijak, yang mencari-cari jawabannya
sebagai akibat terjadinya alam semesta beserta isinya tersebut.
Sedangkan arti
filsafat itu sendiri berasal dari bahasa yunani yaitu Filosofia artinya
bijaksana/pemikir yang menyelidiki tentang kebenaran-kebenaran yang sebenarnya
untuk menyangkal dongeng-dongeng atau mite-mite yang diterima dari agama.
Pemikiran filsuf inilah yang memberikan asal muasal segala sesuatu, baik dunia
maupun manusia, yang menyebakan akal manusia tidak puas dengan keterangan
dongeng atau mite-mite tersebut dengan dimulai oleh akal manusia untuk
mencari-cari dengan akalnya, dari mana asal alam semesta yang menakjubkan itu.
Miite-mite tentang pelangi atau bianglala adalah tempat para bidadari turun
dari surge, mite ini disanggah oleh Xenophanes bahwa :” pelangi adalah awan”
dan pendapat Anaxagoras bahwa pelangi adalah pemantulan matahari pada awan (
pendapat ini adalah pendapat pemikir yang menggunakan akal). Dimana pendekatan
yang rasional demikian menghasilkan suatu pendapat yang dapat dikontrol, dapat
diteli akal dan dapat diperdebatkan kebenarannya.
Para pemikir filsafat yang
pertama hidup dimiletos kira-kira pada abad ke 6 SM, dimana pada abad tersebut
tentang pemikiran mereka disimpulkan dari potongan-potongan, yang diberitakan
kepada manusia dikemudian hari atau zaman. Dan dapat dikatakan bahwa nereka
adalah filsafat alam artinya para ahli fikir yang menjadikan alam yang luas dan
penuh keselarasan yang menjadi sasaran para ahli filsafat tersebut (objek
pemikirannya adalah alam semesta).
2.Filsafat Sokrates, Plato dan Aristoteles
a. Sokrates :
Sokrates hidup pada tahun kurang lebih tahun 469 – 399 SM dan Demokritos pada tahun + 460 – 370 SM yang kedua hidup sejaman dengan Zeno yang dilahirkan pada tahun + 490 SM dan lain-lainnya, serta disebut sebagai filsuf Pra Sokrates, dimana filsafat mereka tidak dipengaruhi oleh Sikrates. Harus diketahui bahwa kaum sofis hidup bersama-sama denga skrates.
Sokrates hidup pada tahun kurang lebih tahun 469 – 399 SM dan Demokritos pada tahun + 460 – 370 SM yang kedua hidup sejaman dengan Zeno yang dilahirkan pada tahun + 490 SM dan lain-lainnya, serta disebut sebagai filsuf Pra Sokrates, dimana filsafat mereka tidak dipengaruhi oleh Sikrates. Harus diketahui bahwa kaum sofis hidup bersama-sama denga skrates.
Diman hidup sokrates dan kaum
sofis susah dipisahkan dan menurut Cicero, difinisi Sokrates adalah memindahkan
filsafat dari langi dan bumi artinya sasaran yang diselidikinya bukan jagat
raya melainkan manusia, dan bertujuan menjadikan manusia menjadikan sasaran
pemikiran filsuf tersebut.( pemikiran sokrates adalah menjadi kritik kepada
kaum sofis).
Sofis sebenarnya bukan suatu maszab melainakn suatu aliran yang bergerak dibidang intelek, karena istilah sofis yang berarti sarjana, cendikiawan seperi Pythagoras dan Plato disebut kaum sofis. Yang pada abad ke 4 para sarjana atau cendikiawan tidak lagi disebut Sofis melainkan menjadi Filosofos, Filsuf dan sebutan sofis dikenakan kepada para guru yang berkeliling dari kota kekota dan kaum sofis tidak menjadi harum lagi, karena sebutan sofis menjadi sebutan orang yang menipu orang lain/penipu karena para guru keliling tersebut dituduh sebagai orang yang meminta uang bagi ajaran mereka. Akan tetapi pada masa Pemerintahan Perikles (Athena) kaum sofis menjadi harum.
Protagoras (+ 480-411) memberi pelajaran di Athena dan inti sari filsafatnya adalah bahwa manusia menjadi ukuran bagi segala sesuatu, bagi segala hal yang ada dan yang tidak ada. Dan menurutnya Negara didirikan oleh manusia, bukan karena hokum alam. Protagoras meragukan adanya dunia dewa, oleh karenanya dia disebut orang munafik.
Sokrates memungut biaya pengajaran dengan tujuan untuk mendorong orang supay
mengetahui dan menyadari sendiri dan dia juga menentang relativisme kaum sofis,
karena dia yakin bahwa kebenaran yang obyektif. Mengenai pemberitaannya yang
dipandang sebagai pemberitaan yang lebih dapat dipercaya adalah pemberitaan
Plato dan Aristotele.
Sokrates melahirkan bermacam-macam orang atau ahli Politik, Pejabat, tukang dan
lain-lainya, dengan mencapai tujuan yaitu membuka kedok segala peraturan atau
hokum yang semu, sehingga tampak sifatnya yang semu dan mengajak orang melancak
atau menelusuri sumber-sumber hukum yang sejati (Dengan Hipotese). Dan menurut
sokrates bahwa alat untuk mencapai eudemonia atau kebahagiaan adalah kebajikan
atau keutamaan (arĂȘte), akan tetapi kebajikan atau keutamaan tidak diartikan
sacara moral. Sokrates terkenal dengan : Keutamaan adalah pengetahuan” yaitu
Keutamaan dibidang hidup baik tentu menjadi orang dapat hidup baik.
Antisthenes adalah mengajar setelah kematian sokrates di gymnasium Kunosargos
di Athena (kunos = anjing) dan menaruh perhatian kepada etika. Dan menurutnya
manusia harus melepaskan diri dari segala sesuatu dan harus senantiasa puas
terhadap dirinya sendiri. Azasnya adalah bebas secara mutlak terhadap semua
anggapan orang banyak dan hukum-hukum mereka.
Aristippos dari Kirene, pandangannya kebalikan dari Antishenes, dimana
satu-satu tujuannya perbuatan adalah kenikmatan (hedone), sekalipun demikian
tugas orang bijak bukan untuk dikuasai oleh kenikmatan melainkan untuk
menguasainya. Dengan demikian zaman sokrates adalah zaman yang sangat penting
sekali, karena merupakan zaman mewujudkan zaman penghubung, yang menghubungkan
pemikiran pra sokrates dan pemikiran Helenis. Misalnya Aristippos menggabungkan
diri dengan Demokritos, Antishenes menggabungkan diri dengan Herakleitos dan
kemudian ajaran ini timbul dalam bentuk lunak yaitu aliran Stoa.
b. Plato :
Adalah filsuf yunani petama yang berdasarkan karya-karyanya yang utuh.
Dilahirkan dari keluarga terkemuka dari kalangan politisi, semula ingin bekerja
sebagai seorang politikus, karena kematian Sokrates (muridnya selama 8 tahun),
plato memendamkan ambisinya tersebut.
Kemudian Plato mendirikan sekolah akademi (dekat kuil Akademos) dengan maksud
untuk memberikan pendidikan yang instensip dalam ilmu pengetahuan dan filsafat.
Bahwa pembagian yang didasrkan atas patokan lahiriah, dalam 5 kelompok yaitu
karyanya ketika masih muda, karyanya pada tahap peralihan, karyanya mengenai
idea-idea, karyanya pada tahap kritis dan karyanya pada masa tuannya, yang
diantara buku-buknya adalah Aspologia, Politeia, Sophistes, Timaios.(plato
dapat dipandang sebagai monument atau tugu peringatan bagi sokrates.
Plato yakin bahwa disanping hal-hal beraneka ragam dan yang dikuasai oleh gerak
serta perubahan-perubahan itu tentu ada yang tetap, yang tidak berubah. Menurut
plato tidak mungkin seandainya yang satu mengucilkan yang lain artinya bahwa
mengakui yang satu, harus menolak yang lain dan juga tidak mungkin kedua-duanya
berdiri-sendiri, yang satu lepas daripada yang lain.Plato inin mempertahankan
keduanya, memberi hak berada bagi keduanya.
Pemecahan palto bahwa yang seba berubah itu dikenal oleh pengamatan dan yang
tidak berubah dikenal oleh akal. Demikianlah palto berhasil menjembatani
pertentangan yang ada antara Herakleitos, yang menyangkal tiap perhentian dan
Parmenides yang menyangkal tiap gerak dan perubahan.Yang tetap tidak berubah
dan yang kekal itu oleh plato disebut “ Idea”.
Perbedaan antara sokrates dengan plato adalah dimana Sokrates mengusahakan
adanya difinisi tentang hal yang bersifat umum guna menetukan hakekat atau
esensi segala sesuatu, karena tidak puas dengan mengetahui, hanya
tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan sutu persatu, sedangkan
Plato meneruskan
usaha itu secara lebih maju lagi dengan mengemukakan, bahwa hakekat atau esensi
segala sesuatu bukan hanya sebutan saja, tetapi memiliki kenyataan, yang lepas
daripada sesuatu yang berada secara kongkrit yang disebut “Idea”, dimana Idea
itu nyata ada, didalam dunia idea (hanya satu yang bersifat kekal).
Pada akhirnya Plato menekankan kepada kebenaran yang diluar dunia ini, hal itu
tidak berarti bahwa ia bermaksud melarikan diri dari dunia. Dunia yang kongrit
ini dianggap penting, hanya saja hal yang sempurna tidak dapat dicapai didalam
dunia ini. Namun kita harus berusaha hidup sesempurna mungkin, yang tampak
dalam ajarannya tentang Negara yang adalah puncak filsafat Plato.
Menurut Plato, golongan didalam Negara yang idea harus terdiri dari 3 bagian
yaitu : a.Golongan yang tertinggi terdiri dari para yang memerintah (orang
bijak/filsuf), b.Golongan pembantu yaitu para prajurit yang bertujuan menjamin
keamanan, c. Golongan terendah yaitu rakyat biasa, para petani dan tukang serta
para pedagang yang menanggung hidup ekonomi Negara.